SUARA SOREANG - SW (20), mahasiswi salah satu universitas di Banten, telah membuat cerita palsu tentang menjadi korban penculikan dan penganiayaan oleh orang tak dikenal pada 1 April 2023, dia membuat laporan palsu ke Polsek Menes.
SW mengklaim bahwa dia menjadi korban penculikan saat sedang menunggu bus di Halte Cimanying, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.
Dia mengatakan bahwa saat mobil bus tiba, dia dipukul di bagian leher belakang dan kehilangan kesadaran.
Ketika dia bangun, dia sudah berada di dalam bus dan diminta untuk berfoto selfie.
Kemudian, dia diturunkan di tengah jalan dan diharuskan naik ke sebuah mobil Avanza silver oleh tiga orang tak dikenal.
SW juga mengaku bahwa dia dibentak, dicium, dan dipaksa minum obat oleh para pelaku sebelum akhirnya diturunkan di dekat SPBU Palima, Kota Serang.
Namun, melalui sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram Satreskrim Polres Pandeglang pada tanggal 29 Mei 2023, SW mengklarifikasi bahwa laporan dugaan penculikan dan penganiayaan yang dia laporkan ke Polsek Menes tidak benar.
Sang mahasiswi mengaku membuat laporan palsu karena merasa tertekan oleh kekasihnya dan takut pada orang tuanya.
Kanit Reskrim Polsek Menes, Aiptu Aan Andriansyah, mengonfirmasi bahwa Sri memang telah membuat laporan dugaan penculikan, tetapi laporan tersebut telah dicabut karena tidak ada kejadian yang terjadi.
Baca Juga:Mitsubishi Pastikan Peluncuran Produk SUV Baru di GIIAS 2023
Polisi menemukan kebohongan tersebut setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan memeriksa rekaman CCTV di lokasi kejadian, namun tidak menemukan bukti adanya penculikan.
Ayah SW mengungkapkan bahwa putrinya membuat laporan palsu dengan alasan tertentu.
Menurutnya, putrinya dipaksa dan diancam oleh kekasihnya untuk memberikan uang sebesar Rp 4 juta, tetapi Sri tidak dapat memenuhi permintaan tersebut.
Bukti dari chat di ponsel SW menunjukkan bahwa sang kekasih sering meminta uang darinya.
Ayah SW, yang mengidap sakit jantung, mengungkapkan bahwa alasan putrinya tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya adalah karena tidak ada uang yang diminta pada saat itu.
Karena putrinya tidak dapat memenuhi permintaan tersebut, sang kekasih mengancam akan membakar rumah mereka.
Sang ayah yang telah mendapatkan pengakuan mengenai pemerasan yang dilakukan oleh kekasih putrinya berencana untuk melaporkannya ke pihak berwajib. (*)